Mengapa Lansia Sering Marah dan Mengamuk

Spread the love

Buruang dara buruang nuri
Hinggok dirantiang kayu jati
Ba tanyo juo ka bakeh diri
Baa kok lansia gampang emosi

Buruang bondo hinggok di dahan
Sambia bataduah dibawah daun
Kok dibaco ilmu kedokteran
Dek kognitifnyo alah manurun

Buruang bangao tabang sa arah
Sairing jo buruang merak
Ado juo nan labih parah
Parangai lah co anak anak

Rang Solok batanam tomat
Tomat di tanam di halaman
Elok pabanyak sajo istirahat
Jago kesehatan jo olahraga ringan

Bicara masalah lansia atau lanjut usia, menurut WHO, seseorang yang telah memasuki tahap usia 60 tahun keatas, baik pria maupun wanita dan telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Secara alamiah, semua orang akan mengalami proses menjadi tua (Ekasari et al 2018)

Menua merupakan proses menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki dan memperbaiki fungsi kenormalannya, sehingga tak mampu memperbaiki kerusakan yang terjadi. Salah satunya, penurunan fisik yang berkaitan dengan tingkat kemandirian seseorang.

Lalu, kenapa lansia suka marah, emosi dan sensitif. Karena, terjadinya perubahan fisik dan psikis. Umumnya, lansia mengalami perubahan mood, karena faktor perubahan dalam diri mereka, terutama kognitifnya yang terus menerus membuat terganggunya mood. Semakin signifikan penurunan fungsi kognitif, semakin tinggi sensitivitasnya terhadap lingkungan sekitar.

Menurut Sciencefocus Erikson, jika lansia memandang hidup dengan penuh kekecewaan dan penyesalan, keputus asaan akan menang. Kondisi ini, akan memicu kepahitan dan membuat lansia menjadi sosok galak dan pemarah. Ketika seseorang makin menua dan masuk fase lansia, maka otaknya makin menciut. Akibatnya, terjadi penurunan kualitas memori dan fungsi kognitif.

Persoalan lain, lansia kadang bersifat seperti anak kecil. Ini bisa jadi, disebabkan oleh faktor medis dan psikologis. Juga dipengaruhi oleh penurunan fungsi kognitif. Sehingga, menyebabkan sebagian lansia yang semakin tua usianya. justru menjadi semakin seperti anak kecil.

Penurunan fungsi kognitif ini, mempengaruhi sisi psikologi. Artinya, ketika penurunan kognitif terjadi terus menerus pada lansia, otomatis itu akan membuatnya merasa tidak becus dan benci terhadap diri sendiri. Kurang lebih, perasaannya seperti seorang atlit profesional yang harus turun ke level amatir karena pertambahan usia.

Ini akan mempengaruhi mood sehari hari dan membuat orang tua lansia seperti anak kecil, mudah emosi, mengamuk dan ngambek. Perubahan menjadi seperti anak kecil akan bertambah parah bila lansia juga menderita penyakit kronis dan telah ditinggal orang terkasihnya. Bersambung

Penulis
Novri Investigasi

More From Author

Kabupaten Solok Menjadi Kabupaten/Kota Tercepat dalam Penyelesaian Berita Acara Rekonsiliasi Penyetoran Pajak Semester II

Pinjol untuk UKT Mahasiswa: Kontroversi, Alternatif, dan Kritik, Semoga Tidak Terjadi di Padang

One thought on “Mengapa Lansia Sering Marah dan Mengamuk

  1. This protein is able to bind to DNA with a slight bias towards CG rich sequences, as a crucial region bound to PRC2 complex 40 where to buy cheap cytotec pill Limited data from published literature report the presence of drug in human milk; because of potential for serious adverse reactions in a breastfed child and because of potential for tumorigenicity, advise lactating women not to breastfeed during treatment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

ADVERTISEMENT