Mengurus Sepakbola Itu, Superteam Bukan Superman

Spread the love

Bicara tentang Superman, terbayang sosok hero, bekerja sendirian memberantas kejahatan. Tokoh khayalan itu, datang disaat yang tepat, ketika warga berharap bantuan dari gangguan penjahat. Jika ada, dalam pengelolaan sepakbola sosok Superman, pasti segala permasalahan dapat diselesaikan.

Sayang hanya sebuah khayalan. Kenyataan yang terjadi bukan Superman super hero, tapi Superman super ego, super show. Seakan merasa hebat, tak butuh orang lain, bisa menyelesaian sendiri. Bukan terselamatkan, malah makin terpuruk akibat ego dipertahankan. Ya, sehebat hebatnya Superman lebih hebat Superteam yang solid dan kuat

Dalam manajemen sepakbola, lebih tepat Superteam bukan Superman. Superteam manajemen sepakbola, sebuah tim yang kompeten dan memiliki kemampuan luar biasa dalam mengelola sebuah klub sepakbola. Biasanya, bergabungnya individu individu memiliki keahlian khusus dalam berbagai bidang

Beberapa klub terkenal di dunia memiliki superteam manajemen yang terbukti membawa klub meraih prestasi. Mereka berpikir, Superteam manajemen, kunci kesuksesan sebuah klub sepakbola. Prinsipnya, sebuah klub bisa mencapai prestasi gemilang dan menjadi klub terbaik merajai kompetisi

Dalam sepakbola modern, Superteam punya tanggungjawab masing masing. Saling bekerjasama dan tak ada merasa paling hebat, paling super, super show layaknya Superman. Seperti ada Direktur Olahraga, Pelatih Kepala, Analisa pertandingan, dokter tim, psikolog olahraga, manajer umum.

Mereka punya visi yang jelas tentang masa depan klub dan arah yang ingin dicapai. Kerjasama yang baik untuk mencapai tujuan bersama. Konsep super tim dalam sepakbola menekankan pada kekuatan kolektif sebuah tim, daripasa kekuatan individu seberapapun hebatnya

Uang Pengaruhi Prestasi Klub

Disamping superteam, uang juga mempengaruhi kualitas sebuah klub sepakbola. Klub dengan anggarab besar, dapat mendatangkan pemain terbaik, membangun fasilitas canggih dan memperkerjakan staf pelatih papan atas

Mendatangkan pemain bintang dan kebijakan transfer yang memadai, membuat klub mampu bersaing di puncak kompetisi domestik dan internasional. Sebaliknya, dana terbatas tentu terbatasnya juga dalam belanja pemain.”Balanjo sa ado pitih”, pasti tak sesuai diharapkan. Alhasil, pembelian pemain, sesuai dengan anggaran tersedia.

Ujung ujungnya, pemain dibeli, tak berlabel, pelatih didatangkan tak berkualitas. Prestasi tak tercapai, ikut kompetisi sekedar berpartisipasi dan berakhir degradasi. Intinya, klub kaya bisa berpoya mendatangkan pemain, sesuai keinginan. Klub kekurangan uang mendatangkan pemain tak sesuai harapan. Dan, pelatih pas pasan.

Penulis
Novri Investigasi

Wartawan Utama

More From Author

Diikuti Sejumlah Delegasi Negara Asing, Kadis Pariwisata Padang Dukung IMLF ke-III Tahun 2025

Jalan Provinsi Bayang – Alahan Panjang, Bak Ular Beton Melingkar Diantara Bukit dan Perkampungan

7 thoughts on “Mengurus Sepakbola Itu, Superteam Bukan Superman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

ADVERTISEMENT