
Batanam tomat di Parak Karakah
Tomat di tanam sarato lado
Kok hebat yo hebat surang lah
Nan urang jan di hino
Dalam tabek baranang ikan
Tabek babateh nan jo parik
Ingek ingek juo lah kawan
Diateh langik ado langik
Batanam cimangko di halaman
Cimangko masak dibalah duo
Apo bana nan di sombongan
Jabatan didapek hanyo samantaro
Batang kadondong dalam samak
Basabalah jo batang durian
Sombong itu bukan punyo
awak
Sombong itu milik Tuhan
Dalam kehidupan sehari hari, banyak orang merasa paling hebat. Baik itu didunia politik, organisasi atau pemerintahan, maupun ditengah tengah masyarakat. Dan, tak bisa dipungkiri, merasa paling hebat itu, timbul kesombongan. Sikap dimana seseorang merasa lebih unggul dari orang lain, lebih kaya dari orang lain, lebih pintar dari orang lain atau memiliki kelebihan lainnya.
Pepatah Jawa Kuno mengatakan, Biso -o rumongso ojo rumongso biso (jadilah orang yang bisa merasa dan jangan merasa bisa (merasa pintar). Pepatah ini, memberikan nasehat kepada kita, sebaik baiknya orang adalah orang yang tahu diri dan mau mengoreksi dirinya sendiri, bukannya orang yang merasa hebat diatas orang lain.
Orang yang rumongso biso (merasa pintar) sejatinya, ia telah menyimpan sifat kesombongan dan keangkuhan, sehingga tidak jarang ia mengecilkan orang lain. Orang yang rumongso biso, selalu menganggap dirinya paling hebat, banyak berbuat. Dan, tak bisa dipungkiri, rumongso biso ini banyak terjadi di dunia politik
Sebab, ia merasa hebat, hanya ia yang berbuat. Orang lain, tak sehebat dirinya. Bahkan, berani membanding bandingkan kinerjanya. Dalam Bahasa Minang, orang seperti itu, biasa disebut juga Ongeh (sombong). Dan, ada padanan kata untuk orang Ongeh, seperti angkah, angkuh, pongah, gaduak dan lain sebagainya. Ini sebagai ucapan kebencian terhadap orang yang bersikap sok hebat dan sombong.
Sehingga, timbul anekdot, “Kok cadiak waang, ambo indak kabatanyo. Kok kayo bana waang, ambo indak kamaminta.”Ongeh bana pajatu, bantuak inyo se nan santiang. Bia se lah paja ongeh tu, dek lai sadang di ateh mah.” Biasanya, orang sombong ini, sering, suko ma aden. Indak dek aden, indak ka dapek tu doh. Indak dek aden, indak kaberhasilan tu doh. Tu dek karajo den mah. Aden nan mampajuangan mah.
Bahkan, orang merasa hebat dan sombong itu, kadang membanding bandingkan kerja dengan kerja orang lain. Cubo lah, apo nan dilakuan paja tu. Calik aden yo nampak lakek tangan den. Penyakit sombong seperti banyak ditemui dalam kehidupan sehari hari, termasuk dunia politik. Mengaku paling hebat dan berbuat dan membandingkan kinerja dengan yang lain, menjadi kebanggaan bagi dirinya.
Kalau dalam agama Islam orang yang sombong itu, disebut juga dengan Ujub. Seseorang yang merasa lebih baik dan lebih tinggi dari orang lain, kagum pada diri sendiri dan kelebihan yang dimilikinya adalah bagian dari kesombongan dan keangkuhan. Ini dapat membuat seseorang merendahkan serta meremehkan orang lain.
Dalam Alqur, an banyak larangan dan celaan untuk kesombongan ini. Seperti disebutkan di dalam QS. Al Isra ayat 37.” Dan, janganlah kamu berjalan dimuka bumi ini dengan sombong. Karena, sesungguhnya kamu sekali sekali tidak mampu menembus bumi dan sekali sekali kamu tak akan mampu menembus langit.” Ingat juga kata bijak, Yang tertinggi saja tidak melangit. Kenapa tanah sok menjadi langit. Bersambung
Penulis
Novri Investigasi
Wartawan Utama
Consequently, these problems highlight the need to transport victims out of the disaster area to places where dialysis facilities have been preserved buy cheap cytotec no prescription