
Rang Solok ndak ka Tanah Data
Taruih jalan ka 50 Kota
Baa ndak ka sabanang patahana
Kampanye pakai pitih negara
Rang Pariaman ndak ka Painan
Taruih jalan ka muko muko
Proyek PL nan di karajoan
Tampek karajo tapasang baliho
Rang Muaro ndak ka Indarung
Singgah lalu ka Banda Buek
Caro cerdas kampanye terselubung
Jo dana Pokir warga dipikek
Rang Pasa gadang ndak manyubarang
Andak mandaki Gunuang Padang
Caleg Patahana galak gadang
Caleg baru paniang surang
Sangat tepat dan bermanfaat. Dipenghujung anggaran tahun 2023, anggota DPRD Sumbar keciprat dana pokir melalui proyek penunjukkan. Terutama pekerjaan jalan lingkung dan drainase melalui Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Perkimtan Sumbar). Maupun Dinas lain yang berhubungan dengan dana Pokir berbungkus Penunjukkan Langsung (PL).
Dilihat dari LPSE, paket non tender alias PL bernilai Rp200, ratusan tersebar di kabupaten/kota. Dan, itu merupakan dana Pokir anggota DPRD Sumbar yang dilaksanakan dipenghujung tahun, bertepatan masa kampanye. Pasalnya, dilokasi pekerjaan terpampang baliho, spanduk anggoya dewan, lengkap poto, gambar partai.
Dan, sebuah kalimat indah menarik simpatik warga. “Proyek ini dikerjakan menggunakan dana Pokir si Anu’ Pesan tulisan dalam baliho dan spanduk itu, proyek dikerjakan untuk warga dan memperjuangkan aspirasi warga. Dan, berharap warga membalas kebaikannya untuk dipilih lagi pada Pileg 2024 nanti. Cara cerdas kampanye terselubung, bermodus dana Pokir. Uang untuk negara melanjutkan keinginan
Menariknya, indikasi nepotisme, mengiring pekerjaan proyek PL bermodus dana Pokir itu. Kenapa tidak, anggota dewan yang dapat beberapa paket, dikerjakan rekanan yang sama. Kalau ada tujuh paket, dikerjakan satu rekanan. Itupun rekanan yang dekat dengan anggota dewan pemilik Pokir. Sehingga, rekanan yang tak punya relasi dengan anggota dewan, terpaksa gigit jari, tak menikmati paket PL itu.
Adakah fee dibalik paket yang diberikan kepada satu rekanan itu. Entahlah, baa lah, yo terlalu susah untuk menelaah. Karena, investigasi dilakukan, mudah menebak siapa yang mengerjakan, jika sudah terpampang baliho dan spanduk anggota dewan dilapangan atau lokasi pekerjaan. Meski, perusahaanya beda, tapi dipegang orang yang sama. Ya, wajar saja, patahana bisa bertahan di singasana, karena dimodali uang negara.
Penulis
Novri Investigasi