Lelang terjun payung pada beberapa paket proyek di Kota Padang, makin parah. Sama seperti tahun 2021 lalu, terjun payung itu berakibat banyak pekerjaan bermasalah. Bukan belajar dari kesalahan, bahkan tahun 2022 ini, penawaran terjun payung kembali terjadi, terutama paket pekerjaan ruang kelas baru SDN di Dinas Pendidikan. Parahnya, sampai terjun 29 %.
PADANG, INVESTIGASI_Meski, nekatnya panitia memenangkan rekanan yang terjun payung itu, sudah dilaporkan ke inspektorat, terkesan tak ada tanggapan. Bahkan, Ketua DPC Gabungan Perusahaan Konstruksi Nasional Gapeksindo (Gapeksindo) Kota Padang, juga telah menyurati DPRD Kota Padang, untuk hearing, juga tak dijawab sama sekali.
Melihat fenomena yang terjadi, DPC Gapeksindo Kota Padang-Mentawai dan DPD ikatan Nasional Konsultan Indonesia (Inkindo) Sumbar bersama Investigasi, membahas persoalan ini. Bertempat di Kantor DPD Inkindo, Jumat (10/7), pembahasan terkait terjun payung penawaran itu, berjalan serius tapi. DPC Gapeksindo Kota Padang-Mentawai datang bersama rombongan.
Diantaranya, Ir Erwin Isril, IPP (Ketua), Budi Setiawan, SE (Bendahara), Budi Setiawan, ST, MT (Bidang Organisasi), Adel Hendra, ST.MT (Bidang Pembinaan Anggota), Rafizal Raflis, ST (Bidang Hubungan Kelembagaan), H. Abu Nazir (Bidang Koperasi dan Pengembangan Usaha). Sementara, DPD Inkindo, dihadiri Ir. H. Afmi Yarsi, IAI (Ketua) dan didampingi sekretaris dan bendahara. Dan, investigasi bersama kru.
Pada kesempatan itu, Erwin Isril menyampaikan persoalan yang terjadi pada lelang di Kota Padang. Penawar terendah, sampai terjun 29%, masih terjadi. Parahnya, itu terjadi pada pekerjaan gedung publik yang rawan gempa dan rentan memakan korban, terutama Sekolah Dasar Negeri, tempat proses belajar mengajar.”Dengan terjun payung itu, tentu beresiko kepada bangunan publik itu. Apalagi, Kota Padang rawan gempa dan beresiko korban, terutama guru dan siswa,” kata Erwin Isril.
Disesali Erwin Isril, terjun payung yang dimenangkan panitia, beresiko kepada rekanan lain. Sebab, melihat panitia memenangkan penawar terjun payung itu, tentu mereka berlomba lomba juga terjun payung, asal dapat pekerjaan.” Ujung ujungnya, mutu dan kualitas dimainkan, sehingga berpengaruh terhadap bangunan. Apalagi, bangunan publik yang beresiko tinggi,” kata Erwin sembari mengatakan, fenomena ini perlu dicarikan jalan keluarnya.
Senada juga dikatakan, Ir. H. Afmi Yarsi, Ketua DPD Inkindo Sumbar. Katanya, ia juga sering menjadi pertanyaan Inkindo. Sebab, bisa bisanya rekanan menawar sampai terjun payung dan panitia begitu mudahnya memenangkan. Padahal HPS yang ditetapkan oleh PPK, konsultan sebelum membuat perencanaan, melakukan survei kelapangan, termasuk harga material. Tapi, kenapa rekanan bisa menawar tak wajar itu.
“Ini persoalan kita bersama. Dan, kedatangan DPC Gapeksindo, akan mengungkap tabir selama ini yang terjadi. Kedepan, kita satukan langkah asosiasi jasa konstruksi. Baik itu Gapeksindo, Gapeknas dan Gapensi. Kita bersama sama hearing dengan legislatif, yudikatif untuk mencari solusinya. Kalau kita jalan bersama, tentu lebih kuat untuk hearing dengan legislatif dan yudikatif,” katanya, seraya mengatakan, atas nama asosiasi akan kirim surat untuk hearing.
Sementara, Novri owner Investigasi mengatakan, hasil investigasi yang dilakukan pada tahun 2021 lalu, hampir 60 %, pekerjaan bermasalah di Kota Padang. Penyebab, penawaran terjun payung. Sehingga, mutu dan kualitas dimainkan, pekerjaan tak selesai atau mangkrak.” Saya yakin, ini akan terjadi lagi tahun 2022 ini, sebab panitia masih memenangkan rekanan yang terjun payung,” katanya. Selengkapnya, tonton Channel Investigasi TV yang mengupas tuntas persoalan ini. Nv