Oleh : Novri Investigasi
Pemerhati Sepakbola
Tak ada yang tak mungkin. Bola itu bulat, apapun bisa terjadi. Meski, terasa berat dan jurang degradasi menghintai, masih ada secercah harapan. Kerja keras dan kepercayaan diri pemain yang tinggi, diharapkan Semen Padang FC lolos dari lubang jarum degradasi. Berdoa dan menunggu keajaiban, perlu juga diharapkan. Karena, keberadaan PSFC menyangkut marwah Sumbar dikancah sepakbola nasional.
Apalagi, klub dulu bernama Persatuan Sepakbola Semen Padang berdiri 30 November 1980 ini, pernah berjaya dikancah nasional. Juara Liga Primer Indonesia pada musim 2011-2012 dan juara Galatama musim 1992, prestasi ditorehkan. Bahkan, pernah bertarung tingkat Asia. Namun, sekarang kondisi klub memainkan kandangnya di GOR. H. Agus Salim, berada dijurang kehancuran. Terancam turun ke kasta terendah Liga 3.
Penulis menilai peluang untuk bertahan di Liga 2 sangat tipis. Disamping berusaha sendiri dipertandingan akhir juga tergantung pada pertandingan tim lain. Menduduki dasar klasmen, SPFC menentukan nasib dengan Muba United dan Tiga Naga. SPFC juga berharap kepada Sriwijaya FC yang telah lolos pada babak berikutnya.
Meski, sudah lolos, kita berharap kepada Nil Maizar tetap memainkan pemain lapis pertama untuk meraih kemenangan. Biasanya, setelah lolos, tak perlu menguras tenaga dan memainkan lapis kedua. Solidaritas Nil Maizar sangat diharapkan untuk bisa mengalahkan Tiga Naga. Jika ini terjadi, akan ada pertarungan hidup mati SPFC dan Tiga Naga. Jalan, keluar dari jurang degradasi masih ada, meski sangat tipis.
Nasib SPFC juga tergantung partai lain Muba United dan PSPS. Meski, PSPS berada dititik aman Liga 2, namun diharapkan juga bermain sportif melawan Muba United. Jika Muba United menang, nasib SPFC makin mendekati jurang degradasi. Kalau skenario Sriwijaya FC bisa menundukkan Tiga Dara, nafas SPFC bisa sedikit lega. Memang berat mengalahkan Tiga Naga di partai hidup mati. Apalagi, harus main dikandang Tiga Naga.
Ada beban psikologis didera pemain SPFC. Sebab, nasib SPFC bertahan di Liga 2 berada dipundak mereka. Diperparah lagi lima punggawa SPFC tak bisa bermain. Semakin berat langkah untuk mengarungi pertandingan hidup mati. Kita hanya berharap agar ada keajaiban menyelamatkan Kabau Sirah. Sebab, tandukan terakhir, sangat menentukan. Bertahan di Liga 2 atau terlempar di Liga 3.
Tak perlu mencari kambing hitam. Terlambat untuk lempar kesalahan. Mundurnya, manajemen, makin memperburuk keadaan. Rasa percaya diri pemain akan hilang dilapangan. Biarlah kebersamaan pemain dan manajemen tetap sampai akhir pertandingan. Sama sama terpuruk atau sama sama bisa lolos dari lubang jarum. Tapi, semua sudah terjadi, langkah pemecatan dianggap jadi yang terbaik.
Sebagai pencinta sepakbola dan warga Sumbar, tentu kita berharap SPFC bisa bertahan di Liga 2. Dan, kita berharap, jangan ini menjadi perdebatan panjang. Saling tuding dan mencari kesalahan. Ini akan berpengaruh kepada psikologi pemain. Mari kita sama berdoa, sama berharap agar SPFC lolos dari lubang jarum degradasi