Terkesan cuek, meski ditemukan adanya dugaan keterlambatan pekerjaan dan melabrak Sistim Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja (SMK3). Itu yang terjadi pada pekerjaan CV. Pengusaha Muda. Ada dusta mengiringi proyek milik Dinas Bina Marga Cipta Karya dan Tata Ruang Sumbar.
TANAHDATAR, INVESTIGASI_Miris, begitulah yang terjadi di proyek
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, Dinas Bina Marga Cipta Karya dan Tata Ruang. Terutama, pekerjaan pelebaran menuju standar ruas jalan Kubu Kerambil – Batas Batusangkar (Simpang Kiambang) (P.035), lokasi pekerjaan Kabupaten Tanah Datar.
Pasalnya, proyek bernomor kontrak : 620/87/KTR – BM/2021, tanggal kontrak 24 Juni 2021, nilai kontrak Rp1,803,433,267,55, waktu pelaksanaan 150 hari kalender, sumber dana APBD Provinsi Sumbar, itu diprediksi progresnya jauh dari yang direncanakan. Sepanjang jalan tersebut, hanya terlihat pekerjaan fokus di titik nol Kubu Kerambil.
Wajar saja, proyek dikerjakan CV. Pengusaha Muda, menjadi tanda tanya berbagai kalangan. Sebab, diprediksi tak akan selesai tepat waktu. Sementara, pekerjaan dilokasi mudah terjangkau, di jalan raya menuju Kabupaten Tanah Datar. Namun, sepanjang jalan itu, hanya terlihat aktifitas pekerjaan di Kubu Kerambil perbatasan Kabupaten Tanah Datar dan Kota Padang Panjang.
Khusus untuk pekerjaan di Kubu Kerambil, investigasi media ini, Kamis (14/10), tak terlihat aktifitas pekerjaan. Hanya empat orang pekerja. Satu orang mengangkat material kebawah dan tiga orang lagi merakit pembesian untuk dinding beton jalan tersebut.”Hanya empat orang yang bekerja dilokasi ini,” kata salah seorang pekerja yang telah berumur sembari mengangkat papan luncuran dan material yang tergeletak dibibir jalan.
Mirisnya, diantara pekerjaan tulang besi untuk beton setinggi lebih kurang 3 meter itu, pekerja menyelib diantara besi dan papan bagesting untuk coran dinding itu, tanpa Alat Pengaman Diri (APD). Padahal, runcingnya besi dan tingginya pekerjaan rentan mengalami kecelakaan. Saat diingatkan dari atas, malah pekerja tersebut tersenyum dan melambaikan tangan kepada media ini.
Persoalan inipun menuai tanggapan Edwar Bendang, LSM Ampera Sumbar. Katanya, terkesan rekan lalai dalam pekerjaan. Padahal, Sistim Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja (SMK3) termasuk dalam kontrak.” Kok, tidak menggunakan Alat Pengamanan Diri (APD) pada pekerjaan yang rentan kecelakaan itu,” kata Edwar Bendang.
Edwar juga menyesali lemahnya pengawasan dari konsultan dan mereka yang terkait dalam pekerjaan. Rambu, police line dan APD minim dilapangan.” Boleh saja mencari keuntungan, namun keselamatan tenaga kerja juga perlu dipikirkan,” katanya sembari bertanya, apakah rekanan menjamin, jika terjadi kecelakaan pada pekerja.
Ia juga menilai pekerjaan yang dimulai bulan Juni 2021 lalu, terkesan lamban. Padahal, pekerjaan dari Kubu Kerambil sampai Batas Batusangkar. Namun, pekerjaan hanya terlihat di Kubu Kerambil. Seharusnya pihak Dinas PU Sumbar memberi teguran kepada rekanan.” Baik terhadap keselamatan pekerja maupun progres pekerjaan dilapangan,” imbau Edwar mengakhiri.
Jeki, PPK mengaku, pekerjaan hanya di Kubu Kerambil saja. Sedangkan sampai batas Batusangka itu, hanya nama paketnya saja. “Bukan berarti pekerjaan sampai ke batas Batusangkar,” katanya, sembari mengatakan untuk Alat Pengamanan Diri (APD) memang jarang dipakai. Takut rompi tersangkut besi. Jeki lupa, pekerjaan berada dibawah jalan raya, rentan benturan dari atas. Ia juga lupa, bekerja diantara besi, rentan kena tusukan. Apa tak layak dipakai helm dan sepatu boat. Nv
where to buy ivermectin for humans – carbamazepine medication carbamazepine 400mg without prescription
order isotretinoin 10mg without prescription – order decadron pill order linezolid 600 mg online
order amoxil for sale – diovan 160mg uk brand ipratropium