Oleh Fadhia Hayatul Ainni
Departemen Fisika FMIPA Universitas Andalas
Menurut data global, kanker ini menyumbang sekitar 25% dari total kasus kanker pada wanita, menjadikannya sebagai ancaman kesehatan yang signifikan.
Kanker payudara merupakan pertumbuhan sel abnormal di payudara yang terus berkembang dan menggandakan diri. Sel-sel ini akhirnya membentuk benjolan di payudara.
Kanker payudara juga dapat terjadi pada pria, meskipun dengan rasio sekitar 1:100 dibandingkan dengan wanita. Nurhayati dan Mulyaningsih (2020) pada penelitiannya menyebutkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan bahwa kejadian kanker di Indonesia meningkat sebesar 1,4% atau sekitar 347.792 kasus, dengan peningkatan terbesar terjadi pada kanker serviks sebesar 0,8% dan kanker payudara sebesar 0,5%.
Berbagai pendekatan pengobatan telah dikembangkan untuk mengatasi kanker payudara, seperti pembedahan, kemoterapi, terapi hormon, dan radioterapi. Artikel ini akan membahas secara mendalam penggunaan radioterapi sebagai salah satu metode utama dalam penanganan kanker payudara.
APA ITU RADIOTERAPI?
Radioterapi atau terapi radiasi adalah terapi non-bedah terpenting untuk pengobatan kuratif kanker. Dari 10,9 juta orang yang didiagnosis menderita kanker di seluruh dunia setiap tahun, sekitar 50% memerlukan radioterapi dan 60% di antaranya diobati dengan kuratif.
Radioterapi adalah pengobatan kanker yang menggunakan sinar-X atau radiasi berenergi tinggi untuk membunuh atau menekan pertumbuhan sel kanker. Biasanya, radioterapi dapat digunakan secara mandiri atau dikombinasikan dengan kemoterapi dan pembedahan sebagai bagian dari rencana perawatan kanker.
Konsep Dasar Radioterapi
Radiasi adalah proses pemindahan energi dari sumber radiasi ke medium lain, yang dapat berupa partikel (radiasi partikel) atau gelombang (radiasi elektromagnetik). Dalam spektrum elektromagnetik, radiasi non-ionik seperti sinar inframerah dan sinar tampak memiliki energi rendah dan panjang gelombang yang panjang.
Sebaliknya, radiasi pengion seperti sinar-X dan sinar-É£ memiliki energi tinggi dan dapat membentuk ion dengan mengeluarkan elektron dari atom. Radiasi pengion digunakan dalam radioterapi untuk menghancurkan atau merusak sel kanker dengan menyimpan energi di dalam sel-sel jaringan yang dilaluinya.
Jenis-Jenis Radioterapi
Ada dua jenis utama radioterapi yang digunakan dalam pengobatan kanker payudara:
Radioterapi Eksternal: Ini adalah jenis radioterapi yang paling sering digunakan. Dalam metode ini, mesin linear accelerator (LINAC) digunakan untuk mengarahkan radiasi secara akurat ke area yang terkena kanker.
Terapi ini umumnya dilakukan dalam beberapa sesi selama beberapa minggu, dengan tujuan untuk menghancurkan sel kanker sambil mengurangi kerusakan pada jaringan sehat di sekitarnya.
Radioterapi Internal (Brachytherapy): Dalam metode ini, bahan radioaktif ditempatkan langsung di dalam atau dekat tumor. Brakiterapi sering dipakai sebagai terapi tambahan setelah pembedahan untuk memastikan tidak ada sel kanker yang tersisa.
Teknik ini memungkinkan pemberian dosis radiasi yang lebih tinggi pada area target dengan dampak yang lebih minimal pada jaringan sehat di sekitarnya
Mekanisme Kerja Radioterapi
Radioterapi bekerja melalui radiasi pengion yang menghasilkan ionisasi dalam jaringan tubuh. Ionisasi ini menyebabkan kerusakan DNA pada sel kanker, yang mengarah pada berbagai mekanisme kematian sel, seperti apoptosis (kematian sel terprogram), nekrosis, atau senescence (penuaan sel).
Sel kanker yang rusak tidak dapat memperbaiki diri dengan efektif seperti sel normal, sehingga mereka lebih rentan terhadap efek radiasi.
Efektivitas Radioterapi dalam Pengobatan Kanker Payudara
Radioterapi sangat efektif dalam mengurangi risiko kekambuhan lokal pada pasien kanker payudara. Studi menunjukkan bahwa terapi ini dapat menurunkan risiko kekambuhan hingga 50% bila digunakan setelah pembedahan konservasi payudara (lumpektomi).
Selain itu, radioterapi juga berperan penting dalam mengurangi ukuran tumor sebelum pembedahan (neoadjuvant therapy) atau menghancurkan sisa-sisa sel kanker setelah operasi (adjuvant therapy).
Tantangan dan Efek Samping
Walaupun radioterapi sangat efektif, penggunaan radiasi juga menghadapi beberapa tantangan. Efek samping yang sering terjadi termasuk kelelahan, iritasi kulit di area yang diradiasi, dan perubahan pada jaringan payudara.
Dalam jangka panjang, radioterapi dapat meningkatkan risiko komplikasi seperti lymphedema (pembengkakan pada lengan) atau masalah jantung jika jantung terkena radiasi. Oleh karena itu, penting bagi pasien dan dokter untuk berdiskusi mengenai manfaat dan risiko sebelum memulai terapi.
Radioterapi di Indonesia
Di Indonesia, radioterapi telah digunakan sejak tahun 1927 dan terus mengalami perkembangan. Meskipun fasilitas radioterapi masih terbatas, upaya terus dilakukan untuk meningkatkan aksesibilitas dan kualitas perawatan kanker di berbagai daerah.
Dengan peningkatan teknologi dan tenaga medis yang terlatih, diharapkan lebih banyak pasien kanker payudara dapat mendapatkan manfaat dari terapi ini.
Referensi :
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2015. Pusat data dan Informasi Kesehatan: Stop Kanker. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Aditya, E., dan Gondhowiardjo, S.A., 2013, Hipofraksinasi pada Kanker Payudara Stadium Dini, Journal of the Indonesian Radiation Oncology Society, Vol. 4, No. 2, hal: 53 – 60.
Nurhayati, dan Mulyaningsih, N.N., 2020, Penerapan Radioterapi pada Pengobatan Kanker Payudara, Schrodinger, Vol.1, No.2, hal 89 – 94.
Sutiningsih, D., Setyawan, H., dan Yulianti, I., 2016, Faktor Risiko Kanker Payudara (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Ken Saras Searang), Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 4, No. 4, hal 401 – 409.